Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Magang di Kantor Perwakilan BI DIY

Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Magang di Kantor Perwakilan BI DIY

Praktek Kerja Lapangan Sebagai Sarana Mahasiswa Perbankan Syariah Berinteraksi Dengan Dunia Kerja

Perkuliahan merupakan serangkaian kegiatan belajar mengajar yang di dalam proses pelaksanaannya berorientasi pada transfer keilmuan baik secara teoritis maupun praksis agar menemukan suatu bidang kepakaran. Output yang diharapkan dari adanya proses perkuliahan terdeskripsikan dengan persebaran mata kuliah yang tergolong banyak dan bervariasi baik dalam level program Diploma, Sarjana, maupun Magister. Hal yang perlu diketahui secara benar adalah fakta bahwa setiap mata kuliah memiliki karakter, bobot dan tujuan (outcome) yang berbeda. Tidak hanya sekedar mata kuliah dengan kategori wajib ataupun pilihan, namun ditinjau dari proses penyelenggaraanya mata kuliah terklasifikasi menjadi dua yakni klasikal (umum di kelas) dan praktikum (di laboratorium/tempat praktek).

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu mata kuliah wajib yang proses penyelenggaraannya berkarakter praktikum. Melalui mata kuliah ini mahasiswa program studi Perbankan Syariah diajak untuk dapat mengekspresikan diri serta mengaktualisasikan keilmuan yang telah diperoleh selama 6 semester menjadi kegiatan praktek yang diinteraksikan dengan dunia kerja secara langsung. Tidak tanggung-tanggung lahan praktek mahasiswa program studi Perbankan Syariah di tahun 2019 ini tersebar di beberapa perusahaan bonafid yang reputasi institusinya berskala nasional dan internasional di antaranya PT. BNI Syariah, PT. Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank Indonesia (BI). Mahasiswa program studi Perbankan Syariah diwajibkan untuk mengikuti kegiatan operasional pada institusi tersebut tidak kurang dari 25 hari kerja untuk dianggap menyelesaikan mata kuliah PKL.

Ada banyak keuntungan dari adanya mata kuliah PKL bagi mahasiswa program studi Perbankan Syariah. Selain memperoleh pengalaman dan kesempatan magang dalam perusahaan tersebut, jangkauan relasi yang semakin luas ditunjang dengan level interaksi bersama dengan tokoh publik atau mungkin pejabat di berbagai perusahaan memungkinkan mahasiswa untuk memiliki akses pengembangan diri yang lebih maksimal. Sebagai contoh di Bank Indonesia, mahasiswa yang bernama Muhammad Taufiqur Rahman dan Hani Fadila memperoleh kesempatan untuk berdiskusi secara intensif bersama dengan Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI DIY yakni Ibu Probo Sukesi. Beliau memberikan banyak masukan terkait pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta perlunya skema digitalisasi pada aktivitas ekonomi masyarakat guna mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. Mahasiswa dilibatkan dalam setiap kegiatan BI di masyarakat, tidak hanya sebatas survey untuk mencari data namun dalam kegiatan edukasi para mahasiswa diikut sertakan sebagai panitia yang bertanggung jawab dalam kesuksesan penyelenggaraan acara.