PGMI UAA selenggarakan seminar Tematik dengan tema “ Mendobrak Kreatifitas Pembelajaran Tematik Berbasis Riset ”

PGMI UAA selenggarakan seminar Tematik dengan tema “ Mendobrak Kreatifitas Pembelajaran Tematik Berbasis Riset ”

Program Studi Pendidikan Guru MI menyelenggarakan Seminar tematik dengan tema “ Mendobrak Kreatifitas Pembelajaran Tematik Berbasis Riset” yang berlasung di ruang teater gedung Universitas Alma Ata lantai 3 pada hari Sabtu ( 21/07/2018 ). Pelaksanaan seminar tematik ini dikelola oleh mahasiswa PGMI Universitas Alma Ata.
Acara berlangsung mulai pukul 07.00 (registrasi ) sampai pukul 12.30. Panitia mengahadirkan dua pembicara yaitu Dr. Moh Bisri, M.Pd dan Nikmah Afifah, M.Ag. Seminar ini dilaksanakan oleh mahasiswa PGMI Universitas Alma Ata, Meskipun begitu panitia juga membuka untuk umum, melainkan peserta dari luar Universitas Alma Ata atau lembaga pendidikan disekitarnya. Peserta yang datang terhitung 101 peserta. Sebagaimana yang diungkapkan Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Ada beberapa alasan mengapa mahasiswa PGMI mengadakan seminar ini. adanya perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 (K-13) menuai perhatian khusus karena banyaknya delematika yang terjadi bagi calon guru maupun seorang guru yang memang kurang memahami cara mengaplikasikan konsep K-13 dalam pembelajaran tematik, bagaiman pembelajaran itu menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik, perlunya meningkatkan kreatifitas guru dan peserta didik dan perlunya memahami fungsi dan peran guru, peserta didik, dan sekolah/madrasah. Oleh karena itu, perlu adanya hal baru yang dapat memberikan kontribusi pada pembelajaran tematik.
Diungkapkan oleh narsasumber Ni’mah Afifah, M.Pd.I bahwasanya menjadi seorang guru tidak hanya punya kreatifitas saja. Akan tetapi menjadi seorang guru harus memiliki kekreatifitas, edukatif, dan dapat menyenangkan, begitupula yang yang disampiakan narasumber Dr. Moh. Bisri, M.Pd dalam pembelajaran tematik harusnya seorang guru harus bisa mengitegrasikan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini karena seorang anak perlu adanya pengalaman dalam proses pembelajaranya maka jadilah seorang guru yang diidolakan dan ditunggu-tunggu oleh peserta didiknya.